BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Dalam era
global, teknologi telah menyentuh segala aspek pendidikan sehingga, informasi
lebih mudah diperloleh, hendaknya siswa aktif berpartisipasi sedemikian
sehingga melibatkan intelektual dan emosional siswa didalam proses belajar.
Keaktifan disini berarti keaktifan mental walaupun untuk maksud ini sedapat
mungkin dipersyaratkan keterlibatan langsung keaktifan fisik dan tidak nya
berfokus pada satu sumber informasi yaitu guru yang hanya mengandalakan satu
sumber komunikasi. Seringnya rasa malu siswa yang muncul untuk melakukan
komunikasi dengan guru, membuat kondisi kelas yang tidak aktif sehingga
berpulang pada rendahnya prestasi belajar siswa. Maka perlu adanya usaha untuk
menimbulkan keaktifan dengan mengadakan komunikasi yaitu guru dengan siswa dan
siswa dengan rekannya. Salah satu pembelajaran yang ditawarkan adalah
kooperatif tipe jigsaw.
2.
Rumusan
Masalah
Berangkat dari uraian singkat di
atas, tim penyusun
dapat merumuskan masalah yang menjadi pokok pembahasan dalam makalah ini yaitu:
1)
Pengertian Metode Jigsaw?
2)
Sejarah Metode Jigsaw?
3)
Langkah-langkah Metode Pembelajaran
Jigsaw?
4)
Faktor Penghambat Metode
Jigsaw
3.
Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah amengembangkan
kerja tim, ketrampilan belajar kooperatif, dan menguasai pengetahuan secara
mendalam.
4.
Metode
Penulisan
Dalam
pembuatan makalah ini, acuan
penulisan
yang kami gunakan adalah bersumber dari buku dan internet serta blog yang berkaitan dengan
materi yang ditugaskan oleh Bapak Suriansyah. tentang “Jigsaw”.
BAB II
JIGSAW
Metode ini
dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawan-kawannya dari Universitas Texas dan
kemudian di adaptasi oleh Slavin dan kawan-kawannya. Melalui metode jigsaw
kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri dari 5 atau 6 siswa dengan
karakteristik yang heterogen. Bahan akademik disajikan kepada siswa dalam
bentuk teks; dan tiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian
dari bahan akademik tersebut.
Para anggota
dari berbagai tim yang berbeda memiliki tanggung jawab untuk mempelajari suatu
bagian akademik yang sama dan selanjutnya berkumpul untuk saling membantu
mengkaji bagian bahan tersebut. Kumpulan siswa semacam itu disebut
"kelompok pakar" (expert group). Selanjutnya para siswa yang berada
dalam kelompok pakar kembali kembali ke kelompok semula (home teams) untuk
mengajar anggota lain mengenai materi yang telah dipelajari dalam kelompok
pakar. Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam "home teams",
para siswa dievaluasi secara individual mengenai bahan yang telah dipelajari.
A.
Pengertian
Metode Jigsaw
Dalam hal
ini peneliti menggunakan metode jigsaw. Istilah metode berasal dari bahasa
Yunani "Metodos". Kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu
"Metha" yang berarti melalui atau melewati dan "hodos"
jalan atau cara. Jadi metode adalah suatu jalan yang dilalui untuk mencapai
suatu tujuan. Pengertian Kata jigsaw
berasal dari bahasa Inggris yang berarti “gergaji atau memotong”. Dalam metode
pembelajaran teknik jigsaw termasuk dalam jenis metode pembelajaran kooperatif.
Metode
jigsaw adalah teknik pembelajaran kooperatif di mana siswa, bukan guru,
yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam melaksanakan pembelajaran.
Jigsaw adalah teknik pembelajaran aktif yang biasa digunakan karena teknik ini
mempertahankan tingkat tanggung jawab pribadi yang tinggi. Tujuan dari jigsaw ini adalah
mengembangkan kerja tim, ketrampilan belajar kooperatif, dan menguasai
pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh apabila mereka mencoba
untuk mempelajari semua materi sendirian.
Pengertian
jigsaw learning adalah sebuah teknik yang dipakai secara luas yang memiliki
kesamaan dengan teknis "pertukaran dari kelompok ke kolompok lain."
(group to group exchange) dengan suatu perbedaan penting: setiap peserta didik
mengajarkan sesuatu. Sedangkan
menurut Arends (1997) model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model
pembelajaran kooperatif, dengan siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri
dari 4-6 orang secara heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang
positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang
harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada kelompok yang lain.
B. Sejarah Jigsaw
Teknik jigsaw adalah salah satu teknik cooperative
learning yang pertama kali diterapkan oleh aronson tahun 1971 dan
dipublikasin tahun 1978. Pada awalnya penelitiannya kelas jigsaw ini dipakai
untuk tujuan agar mengurangi rasa kompetisi pembelajar dan masalah ras yang
terdapat di sebuah kelas yang berada di Austin, Texas. Kota texas ini termasuk
mengalami masalah rasis yang sangat parah, dan itu pun memunculkan intervensi
dari sekolah-sekolah untuk menghilangkan masalah tersebut.
Di dalam suatu kelas banyak pembelajar amerika keturunan
afrika, keturunan hispanik (latin), dan pembelajar kulit putih amerika untuk
yang pertama kalinya berada dalam sebuah kelas bersama-sama. Situasi semakin
memanas dan mangancam lingkungan belajar mereka. Dan pada tahun 1971 Aronson
dan beberapa lulusan pembelajar lainnya menciptakan jigsaw dan mencoba untuk
menerapkannya didalam kelas. Dan usaha keras ini berhasil dengan sukses,
pembelajar yang pada awalnya kurang berkomunikasi mulai berkomunikasi dan mulai
bekerja sama.
Eksperimen ini terdiri dari membentuk kelompok pembelajaran
(kelompok jigsaw) dimana tiap pembelajar tergantung kepada anggota kelompoknya
untuk mendapatkan informasi yang diperlukan untuk lulus dalam ujian. Tanpa
memandang ras, mereka digabungkan menjadi sebuah grup dan wajib berkerjasama
diantara anggotanya agar mencapai sukses akademik. Ketika dibandingkan dengan
kelas tradisional dimana pembelajar-pembelajar bersaing secara individu, pembelajar-pembelajar di
dalam kelas.
Wardani mengatakan bahwa teknik jigsaw adalah salah satu
cooperative learning mendorong pembelajar aktif dan saling membantu dalam menguasai
materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. Dimana dalam belajar
teknik jigsaw terdapat tahap-tahap dalam penyelenggaraannya yaitu :
- Pengelompokan
pembelajar.
- Pemberian
tugas untuk setiap anggota kelompok.
- Diskusi
kelompok yang terdiri dari kelompok ahli.
Yaitu kelompok yang terdiri dari
kelompok ahli yaitu kelompok yang terdiri dari pembelajar heterogen
, ditinjau dari segi kemampuan dan jenis kelamin yang tergabung dalam bahasan,
tema, ataupun masalah yang sama. Sedangkan kelompok asal yaitu masing masing
kelompok terdiri dari pembelajar yang heterogen, ditinjau dari kemampuan dan
jenis kelamin yang tergabung dalam bahasan, tema, masalah yang berbeda.
·
Pemberian tes/kuis.
·
Perhitungan penghargaan kelompok.
Hariyanto menyatakan bahwa
metode cooperative learning Pengertian Metode Jigsaw merupakan
model belajar dimana pembelajar belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari
empat sampai enam orang secara heterogen dan bekerja sama saling bergantung
positif dan bertanggung jawab secara mandiri. Setiap anggota kelompok asal
bertemu dalam kelompok ahli untuk membahas materi yang ditugaskan pada masingmasing
anggota kelompok ahli untuk membahas materi yang ditugaskan pada masing-masing
anggota kelompok dan bertanggung jawab atas bagian dari materi belajar
yang ditugaskan kepadanya. Setelah pembahasan tugas seleseai kemudian
kembali ke kelompok semula (asal) dan menjelaskan pada teman sekelompoknya
untuk mencapai ketuntasan materi.
C.
Langkah-langkah Metode Pembelajaran Jigsaw
Dalam
pembelajaran kooperatif jigsaw langkah-langkah yang harus dilakukan antara lain
:
1)
Pembelajaran jigsaw diawali dengan pengenalan topik.
Guru menuliskan topik tersebut di papan tulis dan menanyakan kepada peserta
didik apa yang mereka ketahui mengenai topik tersebut. Kegiatan ini dimaksudkan
untuk mengaktifkan skemata atau struktur kognitif peserta didik agar lebih siap
menghadapi kegiatan pelajaran yang baru.
2)
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan
jumlah topik yang akan dibahas yang memiliki kemampuan akademik yang heterogen.
Kelompok ini dinamakan kelompok asal.
3)
Masing-masing anggota kelompok asal mengambil undian
untuk menentukan topik yang akan dibahas.
4)
Dari undian yang telah mereka ambil, peserta didik
yang mendapat undian pertama maka akan membahas topik pertama, sedangkan yang
mendapat undian kedua maka akan membahas topik kedua, demikian seterusnya.
Kelompok ini dinamakan kelompok ahli yang bertanggung jawab untuk mengkaji
secara mendalam topik yang mereka dapatkan. Guru memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mendiskusikannya
5)
Setelah selesai, peserta didik dari masing-masing
kelompok ahli kembali kekelompok asal untuk membagikan pengetahuan yang mereka
dapatkan dari kelompok ahli. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk berdiskusi.
6)
Sebelum pembelajaran diakhiri, diadakan diskusi dengan
seluruh kelas. Selanjutnya, guru menutup pembelajaran dengan memberikan review
terhadap topik yang telah dipelajari.
Keterangan :
5" pertama, guru akan memberikan penjelasan
tentang metode pembelajaran yang akan dilaksanakan termasuk bidang studi
apa yang akan menjadi pokok bahasan.
6" kedua, guru akan membagi siswa menjadi
beberapa kelompok serta menjelaskan tugas untuk masing-masing kelompok. Kelompok
ini disebut kelompok awal.
Siswa diberi kesempatan untuk membaca materi
selama 7" dan diharapkan siswa dapat menyerap informasi sebanyak-banyaknya
pada kesempatan ini kemudian siswa
diberi Lembar Kerja (LK) dan diberi waktu 8" untuk mengerjakan lembar
kerja tersebut.
Setiap siswa dalam satu kelompok menyebar/pindah
ke kelompok lain untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai materi
yang dipelajari oleh kelompok lain. Siswa diberi kesempatan untuk berpindah-pindah
kelompok selama 10" dan siswa diharapkan dapat menyerap dan mengumpulkan
informasi sebanyak-banyaknya dari kelompok lain.
Siswa kembali ke kelompok awal untuk
mendiskusikan informasi yang diperoleh selama 10". Kemudian salah satu anggota kelompok berlatih untuk memasukkan
data ke komputer dengan menggunakan program inspiration selama 20".
Setelah itu siswa akan mebuat peta konsep di komputer dan kelompok lain akan
memasukkan informasi ke chart yang telah disediakan. Pada tahap ini siswa diberikan
waktu selama 20" untuk menyelesaikan tugasnya.
Pada 5" terakhir guru akan memberikan
penguatan dari tugas yang harus dikerjakan siswa di rumah
Fasilitator
dapat mengatur strategi jigsaw dengan dua cara:
- Pengelompokkan Homogen
Instruksi: Kelompokkan
para peserta yang memiliki kartu nomor yang sama. Misalnya, para peserta akan
diorganisir ke dalam kelompok diskusi berdasarkan apa yang mereka baca. Oleh
karena itu, semua peserta yang membaca Bab 1, Bab 2, dst, akan ditempatkan di
kelompok yang sama.
Sediakanlah empat kertas lipat, lipatlah
masing-masing menjadi dua menjadi papan nama, berilah nomor 1 sampai 4 dan
letakkanlah di atas meja.
Kelebihan : Pengelompokan semacam ini memungkinkan
peserta berbagi perspektif yang berbeda tantang bacaan yang sama, yang secara
potensial diakibatkan oleh pemahaman yang lebih mendalam terhadap salah satu
bab. Potensi yang lebih besar untuk memunculkan proses analisis daripada hanya
sekedar narasi sederhana.
Kelemahan: fokusnya
sempit (satu bab) dan kemungkinan akan berlebihan.
- Pengelompokkan Hiterogen
Instruksi: Tempatkan
para peserta yang memiliki nomor yang berbeda-beda untuk duduk bersama.
Misalnya, setiap kelompok diskusi kemungkinan akan terdiri atas 4 individu:
satu yang telah membaca Bab 1, satu yang telah membaca Bab 2, dsb.
Sediakanlah empat kertas lipat, lipatlah
masing-masing menjadi dua menjadi papan nama, berilah nomor 1 sampai 4 dan
letakkanlah di setiap meja. Biarkan para peserta mencari tempatnya sendiri
sesuai bab yang telah mereka baca berdasarkan “siapa cepat ia dapat”.
Kelebihan: Memungkinkan “peer
instruction” dan pengumpulan pengetahuan, memberikan peserta informasi dari
bab-bab yang tidak mereka baca.
Kelemahan: Apabila
satu peserta tidak membaca tugasnya, informasi tersebut tidak dapat dibagi/ didiskusikan.
Potensi untuk pembelajaran yang naratif (bukan interpretatif) dalam berbagi
informasi.
D. Faktor
Penghambat Metode Jigsaw
Tidak selamanya proses belajar dengan metode
jigsaw berjalan dengan lancar. Ada beberapa hambatan yang dapat muncul, yang paling
sering terjadi adalah kurang terbiasanya peserta didik dan pengajar dengan
metode ini. Peserta didik dan pengajar masih terbawa kebiasaan metode
konvensional, dimana pemberian materi terjadi secara satu arah. Faktor
penghambat lain adalah kurangnya waktu, proses metode ini membutuhkan waktu
yang lebih banyak, sementara waktu pelaksanaan metode ini harus disesuaikan
dengan beban kurikulum.
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dalam hal ini peneliti menggunakan metode
jigsaw. Istilah metode berasal dari bahasa Yunani "Metodos". Kata ini
terdiri dari dua suku kata yaitu "Metha" yang berarti melalui atau
melewati dan "hodos" jalan atau cara. Jadi metode adalah suatu jalan
yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Pengertian Kata jigsaw berasal dari bahasa Inggris
yang berarti “gergaji atau memotong”. Dalam metode pembelajaran teknik jigsaw
termasuk dalam jenis metode pembelajaran kooperatif.
Metode jigsaw adalah teknik
pembelajaran kooperatif di mana siswa, bukan guru, yang memiliki tanggung jawab
lebih besar dalam melaksanakan pembelajaran. Tujuan dari jigsaw ini adalah
mengembangkan kerja tim, ketrampilan belajar kooperatif, dan menguasai
pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh apabila mereka mencoba
untuk mempelajari semua materi sendirian.
Metode ini dikembangkan oleh Elliot Aronson
dan kawan-kawannya dari Universitas Texas dan kemudian di adaptasi oleh Slavin
dan kawan-kawannya. Melalui metode jigsaw kelas dibagi menjadi beberapa tim
yang anggotanya terdiri dari 5 atau 6 siswa dengan karakteristik yang
heterogen. Bahan akademik disajikan kepada siswa dalam bentuk teks; dan tiap
siswa bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian dari bahan akademik
tersebut.
B. Saran
Semoga
dengan adanya makalah ini kita sebagai calon guru dapat mengetahui secara
mendalam tentang pengertian metode jigsaw, sejarah, langkah-langkah dan
hambatan metode jigsaw.
DAFTAR PUSTAKA
Zaini, Hisyam dkk. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani, 2006
http:///sunartombs.wordpress.com/2009/06/15/pengertian-dan-penerapan-metode-jigsaw
: Diakses pada tanggal 07 Maret 2012
www.kabarpendidikan.blogspot.com,www.arminaperdana.blogspot.com,www.kmpmalang.com : Diakses pada tanggal 07 Maret 2012